UNTAIAN KATA
DALAM BINGKAI
Oleh: Eny Moersito
DERITA
Selaksa nestapa menerpa
Merejam jiwa penuh luka
Menyelusup perih
Serasa asam membasuh
Kulit yang tersayat sembilu
Menuba darah
Mengalir sengsara di tiap nadi
Bahagia enggan menyapa
Tiap tarikan nafas adalah duka
Menggores pedih
Mencecap empedu sepenuh peluh
Lara menyergap memaku
Menguras mata
Tiada pernah ada tawa singgah di hati
Nasibku papa
Di dunia sebatang kara
Batinku merintih
Melesak beribu jarum dalam pembuluh
Tercekat sejuta kelu
Merenda derita
Sesisa usia masa di bumi.
BENCI
Jika kudengar, terasa pekak
Jika kulihat, terasa muak
Jika kusebut, terasa serak
Jika kubatin, terasa sesak
Jika kuraba, terasa kerak
Ingin rasaku, curah
Ingin perutku, muntah
Ingin dia- ku, punah
Ingin cintaku, musnah
Ingin rinduku, ubah
Kemana pesona, sirna
Kemana bahagia, muara
Kenapa bersama, lara
Kenapa sejiwa, hampa
Kenapa semua, kutanya
Maumu, aku apa
Maumu, aku siapa
Maumu, aku berapa
Maumu, aku mengapa
Maumu, aku bagaimana
Makanya, aku pergi
Makanya, semua kuakhiri
Makanya, jangan kau sesali
Makanya, mewaslah diri
Makanya, aku BENCI.
MANTERA
Hom…santi…santi…hom
Amitaba…Amitaba
Hong wilaheng
Sekaring bawana langgeng
Sabdo pandito ratu
Tan keno wola – wali
Jalmo moro jalmo mati
Sabdo moro sabdo mati
Wahai, dayang – dayang !
Wahai, peri – peri !
Penjaga empat penjuru alam
Berilah damai di bumi Nusantara
Tebarkan teduh di bumi pertiwi
Jawadwipa sampai swarnadwipa
Merah putih sang saka
Berkibarlah gagah perkasa
Hom...santi…santi…hom
Amitaba…Amitaba
Hong wilaheng
Sekaring bawana langgeng
Wahai, dayang – dayang
Wahai, peri – peri
Penjaga empat penjuru alam
Sadarkan para punggawa negeri
Perhatikan hamba sahaya
Sekalian bijak bestari.
CINTA
Jika kau bertanya
Apakah itu cinta?
Cinta adalah JARING laba-laba
Yang akan memerangkapkanmu
Dalam pasungan mahligai rumah tangga
Yang akan menjeratmu
Sampai kan beranak pinak di dalamnya
Ia bisa menjadi surgamu
Pun sebaliknya
Ia bisa jadi neraka
Ia bisa membuatmu tertawa bahagia
Pun sebaliknya
Ia bisa membuatmu menangis duka
Cinta sejati hanya maut yang memisahkan
Laksana musim yang silih berganti, Cinta pun kadang berpaling
Saat itu kau akan merasakan seolah dunia runtuh
Tak ada cahaya
Gelap semata
Kau akan menagis
Namun tak sampai kering air mata
Biarkan ia pergi
Sebab cinta takkan bisa kau ikat dengan apapun
Ia laksana embun pagi
Yang kan hilang di terpa surya
Laksana kabut yang menyelimuti gunung dan perbukitan
Laksana bayu yang menghembus pori-pori di sekujur tubuhmu
Biarkan ia apa adanya
Jalani hidupmu
Penuh suka cita
Tak ada yang abadi
Selain yang Esa.
RINDU MENJELAGA
Ada getar yang tak pernah padam
Bergaung di lubuk hati terdalam
Mengenangmu…
Berbatas masa silam
Rasa yang tak terpaut
Terberai oleh guratan nasib
Menapaki jejak yang tertinggal
Meraut runcing kalbu berdenting
Angan-angan itu tak jua sirna
Rendevu…bersua
Ah…terlampau jauh
Memoriku mengembara
Namun,tak jua purna
Rasa itu menjelaga
Penuhi bilik ruang sanubariku
Laksana debu halus
Menempel setia di permukaan kaca
Rasa itu
Adalah RINDU.